Pada dasarnya praktik memanggil arwah / mencari fenomena2 spiritual demi menyingkapkan suatu rahasia ilahi demi kepentingan pribadi itu termasuk pelanggaran terhadap Perintah Tuhan. Kita hanya diperbolehkan mengandalkan Tuhan saja, bukan roh-roh lain.
Pertama, tentu saja jangan serta merta percaya, tetaplah berpegang teguh dalam iman dan dalam kesatuan dengan Gereja Katolik.
Kedua, perhatikan ciri2 / isi pesan yang diklaim didapatkan dari roh-roh tersebut, apakah bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik atau tidak ( tentu ini menjadi sulit kalau kita sendiri pun kurang memahami ajaran Gereja Katolik).
Ketiga, perhatikan apakah orang itu, yang ngaku punya “bakat-bakat spiritual”, berada dalam ketaatan di dalam Gereja Katolik.
Keempat, kita perlu mencari tahu, apakah otoritas Gereja sudah menyelidiki orang / hal tersebut. Apakah Gereja sudah mengeluarkan keputusan mengenai hal tersebut: diterima atau ditolak, dianggap otentik atau tidak otentik atau diragukan.
Pesan terakhir dari Sy. Yohanes dari Salib, kita TIDAK BOLEH mengejar dan mengandalkan fenomena-fenomena spiritual.
REKOMENDASI
Min, kalo ada malaikat pelindung seharusnya nggak ada martir dong?
Malaikat pelindung memang melindungi dan mendoakan kita, tapi itu bukan berarti bahwa ia WAJIB selalu meliputkan kita dari penderitaan. Malaikat pelindung adalah pelayan Allah, maka mereka mengerjakan apa yang sesuai
Min, kenapa Paskah identik dengan telur?
Telur Paskah berkembang dari tradisi-tradisi lokal yang menghubungkan telur dengan Paskah. Agak sulit mengetahui pastinya dari mana. Sebagai contoh di waktu silam, ada daerah-daerah tertentu dimana penduduknya punya kebiasaan saling
Min, mau nanya dosa menghujat Roh Kudus itu seperti apa tepatnya?
Dalam konteks Alkitab, dosa menghujat Roh Kudus adalah menuduh pekerjaan Roh Kudus sebagai pekerjaan roh jahat, padahal sadar dan tahu banget itu adalah karya Roh Kudus. (Markus 3:20-30, Matius 12:22-32).